Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta
Sejatinya cinta adalah fitrah manusia sekaligus merupakan anugerah dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Justru manusia yang tidak memiliki rasa cinta adalah manusia yang tidak normal. Sejak lahir, fitrah cinta itu ada dalam diri manusia. Allah menarasikan fitrah cinta itu, antara lain, dengan istilah hubbub asy-syahawat (mencintai yang menjadi keinginannya). (QS Ali Imran [3]: 14). Imam Al-Ghazali membagi cinta menjadi lima kategori. Pertama, cinta kepada diri, kesempurnaan dan keberadaannya. Kedua, cinta kepada setiap orang yang berbuat baik kepadanya. Ketiga, cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat baik kepada orang lain, meski kebaikan itu tidak diperbuat untuknya. Keempat, cinta pada setiap sesuatu secara materi, seperti kecantikan, ketampanan, etika baik, ucapan lemah lembut dan lainnya. Kelima, kecintaan yang disebabkan satu frekuensi yang terjalin dalam diri masing-masing orang yang saling mencinta.
Di tengah gempuran orang-orang yang berpacaran, menjadi istiqomah rasanya merupakan salah satu keistimewaan yang harus dipertahankan bukan? Nabi Adam dan Siti Hawa yang Allah pisahkan selama 500 tahun lamanya bisa Allah ridhai untuk bertemu kembali. Dari mereka kita bisa belajar sabar dalam menunggu serta terus merayu Allah untuk sebuah pertemuan di waktu yang terbaik. Zulaikha yang begitu menggebu mengejar cinta Nabi Yusuf akhirnya berhenti mengejarnya, lalu memilih jalur doa pada Allah. Dan pada akhirnya secara nyata Allah justru mempersatukan kembali mereka dalam versi terbaik masing-masing. Ali yang merasa belum siap untuk melangkah lebih jauh dengan Fatimah, kemudian memendam perasaannya dalam diam. Dengan diam berarti memuliakan kesucian diri dan hati sendiri dan orang yang di cintai. Sebab jika diungkapkan tapi belum siap untuk mengikat ikatan suci bisa saja terjerumus dalam maksiat. Lalu Allah hadiahkan atas keikhlasan dan kesasabarannya berupa jawaban yang menyatukan cintanya dengan Fatimah.
Tak perlu takut kehilangan seseorang yang belum halal bagimu, kalau dia memang baik Allah akan jaga hatinya untukmu walaupun banyak yang mendekati dan menyukainya. Percayalah, Allah akan sendirikan dia, hingga dipertemukan denganmu di waktu yang tepat. Namun, jika dia bukan untukmu maka sekeras apapun usaha tetap akan berakhir dengan perpisahan. Perhatian, ikatan-ikatan, komitmen, semua itu tidak akan bisa bertahan saat diterjang ketetapan Allah. Maka sebenarnya yang harus kita pertahankan, bukan hubungan kita dengan dia yang mungkin penuh kemaksiatan melainkan hubungan kita dengan Allah. Boleh jadi dia hanya ujian dihidupmu, jangan sampai kau terhempas dua kali, kehilangan Allah dan dirinya. Nalar kita sebagai manusia terbatas, kita menentukan seseorang itu terbaik hanya dengan menerka-nerka. Kita menetapkan dia yang paling tepat hanya karena ingin, tapi Allah yang tak terbatas telah mengetahui siapa yang terbaik bagi kita.
Kelak jika bukan dia yang dalam rencanamu, inginmu, dan bukan pula yang menjadi jodohmu maka ingatlah firman Allah ini "Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah Ayat 216). Tugasmu saat ini hanyalah memperbaiki diri dan terus berdoa, meminta yang terbaik, sekalipun bukan dia. Perihal hati tidak usah terlalu dipusingkan, cukup sandarkan kepada Allah sebab cinta kita bisa berpaling seketika. Mintalah ia yang terbaik kepada-Nya, yang bisa membawamu mendekat ke jannah-Nya, dan bisa menjadi nahkoda dalam pernikahan yang diridhai-Nya. Demi Allah membangun rumah tangga itu lama, tidak akan bisa kita jalani jika hanya bertemu orang yang kita inginkan tapi nyatanya tak sejalan.
Komentar
Posting Komentar