Langsung ke konten utama

Kau akan Dibuat Jatuh Hati Berkali-kali


Kita bisa menanam, menyiram, dan merawat, tetapi kehidupan—tumbuhnya benih menjadi tanaman yang hijau—adalah hasil dari kuasa Allah. Allah-lah Sang Maha Pencipta, yang mengatur kehidupan dengan sempurna, sementara manusia hanya menjadi perantara kecil dalam rangkaian takdir-Nya.

"Maka apakah kamu memperhatikan apa yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya?" (QS. Al-Waqi'ah: 63-64)

    Bagaimana mungkin kita tidak dibuat jatuh cinta dengan Allah, sedang jika kita berjalan kepada-Nya, Dia akan berlari menuju kita. Bagaimana mungkin kita tidak berani bermimpi besar, sedang Allah Maha Kaya dan Maha Besar. Bagaimana mungkin kita ragu untuk meminta, sedang Allah Maha Memberi Segalanya. Bagaimana mungkin kesedihan terus ada, sedang Allah selalu bersama kita untuk mengobati segala luka.

    Bagaimana mungkin kita meragukan kuasa-Nya, sedang dengan kuasa itu kita bisa hiduo dan dipelihara, alam semesta dan isinya bisa ada dengan pengaturan yang sangat paripurna. Sedangkan kita hanya manusia yang menerka saja masih bisa salah dan serba terbatas. Lantas, pantaskah kita berputus asa dari rahmat-Nya yang begitu luar biasa?

    Maka libatkan Allah dalam setiap langkah dan nafas, dalam setiap momen dan rasa. Mari merawat koneksi agar hati selalu terkoneksi dengan Allah tanpa henti dan tanpa tapi. Koneksi yang akan membuat hati semakin tenang ketika tahu siapa penjamin dan penentu jalan terbaik dalam kehidupan. Membuat hati kian meluas ketika tahu bahwa apapun yang menjadi milik kita telah dijamin dan tak akan tertukar oleh yang lain.

    Sehebat dan sekuat apapun kita, sisi lemah manusia akan selalu butuh topangan dari Penciptanya. Maka, sejauh apapun kamu berlari, jangan lupa untuk selalu pulang ke Allah, koneksikan diri ke Allah. Sebab satu yang pasti, Allah pasti dengar, Allah tahu, Allah paham, dan Allah pasti kabulkan dengan bentuk yang tak bisa kita tafsirkan hanya dengan sekilas terkaan.

    Tugas manusia hanyalah meyakini, tanpa secuil ragu menyelip di sela hati, apalagi berani menihilkan kuasa Allah yang maha luas. Sebab, selalu ada kemungkinan yang indah di balik setiap takdir yang tersembunyi. Jika yang diminta tak kunjung tiba, bukan berarti doa tak didengar—barangkali, Allah sedang menyiapkan hadiah yang jauh lebih baik, atau menggantinya dengan pahala yang berlipat-lipat hingga tak terhitung oleh akal manusia.

    Sesungguhnya tak ada yang lebih menyenangkan selain berprasangka baik kepada-Nya. Maka hari ini dan seterusnya, berjanjilah dalam hati untuk selalu tegar dan memaknai setiap kejadian bagaimanapun Allah mengujimu, baik itu melalui hal sedih atau senang. Langitkan doa dan bumikan ikhtiar, meskipun kau tak pernah tau kapan doa itu akan menjadi kenyataan. Allah suka kita bercengkrama dengannya. Allah suka jika kita mengadu dan berharap kepada-Nya.

    Pada akhirnya, hatimu akan ridho dan tenang, ketika mengetahui bahwa Allah adalah perancang dan pengatur kehidupan yang tak pernah gagal dan kau akan dibuat jatuh cinta berulang kali. Perihal apapun yang kamu pinta jika bukan hari ini atau esok, percayalah, akan ada waktu terbaik yang telah Dia pilih—waktu yang membawa kebahagiaan yang menggenapi, seolah segala luka dan penantian menjadi kenangan manis dalam cerita hidup yang dirangkai-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan: Saatnya Kembali Menemukan Diri

Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan ata s kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)      Ramadhan bukan sekadar bulan yang datang dan pergi. Ia adalah cahaya yang Allah kirimkan setiap tahunnya, memberi kita ruang untuk berbenah, kesempatan untuk mendekat, dan waktu untuk benar-benar mengingat. Namun, apakah kita sungguh memahami kehadirannya, ataukah hanya menjalaninya seperti ritual tahunan yang berlalu begitu saja?      Dalam bukunya Purification of the Heart, Hamza Yusuf mengingatkan bahwa hati manusia ibarat cermin—ia bisa berdebu dan kehilangan kejernihannya. Ramadhan hadir sebagai waktu untuk membersihkan cermin itu, agar kita bisa kembali melihat kebenaran dengan jelas. Ia bukan sek...

Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta

  Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta       Berbicara mengenai cinta memang merupakan topik yang cukup berat, terutama bagi para pemuda yang sedang berusaha teguh dalam pendirian untuk menjaga kesucian dirinya.  Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan, antara lelaki dan perempuan. Manusia dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu, menjadi fitrahnya manusia ingin mencintai dan dicintai satu sama lain. Jika kebutuhan mencintai dan dicintai terpenuhi, hatinya menjadi tenteram, damai, dan bahagia.  Pertanyaannya, "Mengapa Allah menanamkan rasa cinta pada diri manusia? Apakah cinta merupakan sumber kebahagiaan? Ataukah justru penyebab berbagai masalah kemanusiaan? Bagaimana mengaktualisasikan "fitrah cinta" manusia dalam rangka mewujudkan ketaatan dan dedikasi sejati kepada Allah SWT dan dalam menjalani kehidupan rumah tangga?"       S ejatinya cinta adalah fitrah manusia sekaligus merupakan anugerah ...