Langsung ke konten utama

Latihan Kepemimpinan BEM UNS

Latihan Kepemimpinan BEM UNS

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo temen-temen! Berjumpa lagi dengan aku Shinta Rahmasari (atau yang dikenal dengan shinta yang pake h). Ngga kerasa udah lama banget aku nggak ngisi blog ini dengan tulisan ya hehe. Hari ini aku mau cerita pengalamanku ketika mengikuti Latihan Kemepimpinan BEM UNS 2022. Nah Latihan Kepemimpinan ini dilaksanakan tepatnya pada tanggal 21 Mei 2022. Pemateri dalam kegiatan LK ini merupakan orang-orang special yang hebat dan menginspirasi loh! Pengen tau siapa aja? Kenalan yuk!

    Pembicara pertama adalah Mas Narendra Rangga, seorang Mapres Utama BEM FK UNS, Penulis, Dokter, sekaligus Founder Bismillah Community. Beliau memberikan materi yang menurutku sangat relate dengan kita di masa sekarang. Pertama, aku belajar mengenai branding yang bisa mempengaruhi self judgement orang lain terhadap diri kita. Intinya cap jelek dari orang lain terhadap kita itu masih bisa berubah. Kuncinya adalah membuktikan kepada mereka. Coba buat suatu titik fokus terhadap tujuan yang ingin kita capai. Sebelum ke mimpi yang besar, awali dulu dari hal-hal sederhana yang mungkin sering diremehkan. Contoh kecilnya misalkan ada orang jualan makanan di pinggir jalan, beberapa orang sekitar mengecap "oh cuma tukang jualan pinggiran". Tapi banyak yang tidak menyadari bahwa hal kecil yang sering diremehkan seperti itu bisa membawa dampak yang besar di kemudian haro. Bisa jadi sedikit demi sedikit penjual tersebut makin banyak pembeli sampai akhirnya bisa membuat toko yang besar dan memiliki karyawan. Pokoknya masa depan itu gaada yang tau, jadi selama kita ada niat dan usaha, why not? buktiin ke orang lain kalo kamu bisa!

    Sedikit curcol nih, jangan sampe nyesel kaya aku yang dulu malu pengen jualan. Kemarin kebetulan aku sempat ada kuliah umum bersama Bapak Menteri Investasi yaitu Bapak Bahlil Lahadalia, S.E. Ceritanya ditengah-tengah materi beliau menyuruh mahasiswa yang sudah punya usaha sendiri untuk maju kedepan. Aku ngrasa sedih sih gabisa dapet kesempatan itu, ya tapi karena salahku sendiri belum punya usaha. Karena apa? ya karena malu mau jualan. Padahal kalo semisal aku nggak malu, bisa jadi waktu kemarin ketemu Pak Bahlil aku bisa tunjuk tangan. Alhasil apa yang terjadi dengan orang-orang yang maju? Ada yang diajak investasi bareng, ada yang dikasih modal 20 juta, ada yang dikasih modal 3 juta, dikasih buku karya beliau pula. Keren banget kan? Apalagi mereka semua yang maju tergolong usia yang masih muda, ada angkatan 2020 dan 2021, wow!

    Point kedua aku belajar jangan malu pokoknya untuk ditolong orang, soalnya hidup bukan cuma soal menolong orang lain tapi juga menerima pertolongan. Ini relate sama cerita aku tadi. Mungkin aja orang-orang yang tadinya menerima modal dari Pak Bahlil bisa jadi lebih sukses kedepannya. Lalu dengan kesuksesan tersebut, mereka gantian untuk menolong orang lain lagi, dan seterusnya. Maksudnya disini bantuan apapun itu bisa terus menerus menjadi buih-buih estafet kebermanfaatan. Sebagaimana Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan (utang), maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim dengan lafal ini) [HR. Muslim, no. 2699]. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Ini mencakup kemudahan dalam hal harta, kemudahan dalam beramal, kemudahan dalam pengajaran, dan lainnya. Kemudahan yang jadi balasan adalah kemudahan dalam hal apa pun.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah, hlm. 385). Subhanallah.

    Point ketiga yang sangat amat penting dan perlu ditekankan adalah “PERLUNYA FILTER KEHIDUPAN”. Sering kali kita membandingkan diri kita dengan orang lain, betul atau betul? Nah ini kebiasaan buruk yang harus kita ubah ya temen-temen. Why? Apa sih alasannya? Sebetulnya kalau kita sadari kehidupan di sosmed itu 90% yang di posting cuma bahagia-bahagianya aja. Kadang kita gatau rintangan apa/penderitaan apa sih yang udah dialami sama orang tersebut. Waktu kita capek sama sosmed dan mau rehat, silahkan rehat. Itu ngga masalah. Gimana sih tips supaya kita ngga insecure bahwa progress kita ngga secepat orang lain? Yang pertama biasakan untuk menchecklist target kita. Di point ini jangan sampe diforsir, harus tetep INGAT KEBAHAGIAAN DIRI SENDIRI. Kedua, lihat hal-hal apa aja sih yang udah pernah kita lalui. Fase dimana kita bisa tersenyum, bahagia, merasa bangga sama diri sendiri. Itu boleh banget soalnya bisa membangkitkan rasa semangat kita lagi saat sedang terpuruk. Ketiga, menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan bagi orang lain. Dengan begitu kita merasa memiliki esensi dan worth it buat tinggal di muka bumi ini. Contohnya beliin makanan tukang gojek, masakin tetangga, ngasih support ke temen, dan masih banyak lagi.

    Pembicara kedua adalah Mas Faidz Alqiad Hilmi yang merupakan Presiden BEM UNS tahun 2019. Beliau menjelaskan mengenai intelektual profetik dimana kita tidak hanya bergantung pada fenomena sosial, tetapi juga harus kritis untuk bisa berpengaruh terhadap suatu kebijakan yang ada. Hal ini perlu ditekankan bagi mahasiswa, terutama yang mengikuti organisasi eksekutif di kampus. Bahwasanya kita harus bisa turut andil menelaah apa-apa saja yang perlu diperbaiki dan dikawal dalam birokrasi di kampus. Dalam masyarakat beradab, kepemimpinan dibangun atas dasar konsensus nilai-nilai kearifan lokal. Jika kultur dan kearifan lokal dikaitan dengan aktivitas kepemimpinan, maka ia menjadi sebuah entitas yang tidak bisa dipisahkan. Kepemimpinan tidak bisa terlepas dari nilai-nilai budaya dan kehidupan sosial masyarakat yang dianut. Ia tidak bisa dipertentangkan, tetapi ia harus direlasikan atau bahkan diintegrasikan. Salah satu ciri kearifan lokal adalah memiliki tingkat solidaritas yang tinggi atas lingkungannya. Oleh karena itu, saar mahasiswa berperan sebagai pemimpin haruslah paham dengan definisi-definisi dari apa diucapkan agar saat berbicara didepan umum tidak hanya orasi panjang lebar namun berisi omong kosong belaka. Intinya apa yang memang diperjuangkan bisa berdampak dan bermanfaat bagi orang lain.

    Pembicara ketiga adalah Mas Shoffan Mujahid yang merupakan Presiden BEM UNS tahun 2021 sekaligus seorang penulis buku. Beliau membawakan materi mengenai kepemimpinan dan bagaimana korelasinya dengan BEM UNS. Pada intinya beliau menjelaskan bahwa sebagai mahasiswa kita memiliki dua posisi yaitu diantara pemerintah dan masyarakat. Dua posisi itu disebut dengan mahasiswa elitis (saat mengkritik kebijakan pemerintah) dan mahasiswa populis (saat berkaitan dengan masyarakat). BEM UNS sendiri memiliki beberapa kemenkoan yang mencakup kedua posisi mahasiswa tersebut. Dengan nama kabinet aksata swara BEM UNS memiliki tujuan untuk mengaungkan suara-suara perjuangan BEM UNS serta suara para mahasiswa dalam berbagai bidang baik riset, politik, kemasyarakatan, dan masih banyak lagi. Hal tersebut juga didukung lagi dengan jargon "memastikan hak dasar mahasiswa dan rakyat Indonesia melalui perjuangan bersama."

    Demi mewujudkan tujuan dari BEM UNS itu sendiri tentunya dalam sebuah organisasi diperlukan adanya leadership dan bonding. Sejatinya sebuah tim bukanlah sekelompok orang yang kerja bersama, melainkan sekelompok orang yang saling memiliki kepercayaan untuk mewujudkan suatu goals. Oleh karena itu diskusi dan komunikasi sangatlah penting dalam suatu organisasi. Pada intinya semua dianggap sama kedudukannya di BEM dan tidak boleh saling meremehkan baik dalam jajaran presidium hingga ke staff, karena kita tidak tau seberapa banyak pengalaman orang tersebut di luar BEM. Intinya disini semua boleh berpendapat, bersuara, dan mengeluarkan inovasinya untuk mewujudkan cita-cita bersama yaitu kebermanfaatan.

    Ngga kerasa udah panjang lebar aku cerita dari A-Z. Semoga apa yang aku dapatkan dari LK 1 ini bisa bermanfaat buat kehidupaku kedepannya, juga bisa bermanfaat bagi teman-teman yang membaca. Maaf kalau ada salah kata dan yang mungkin kurang berkenan. Sampai jumpa di lain kesempatan! Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan: Saatnya Kembali Menemukan Diri

Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan ata s kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)      Ramadhan bukan sekadar bulan yang datang dan pergi. Ia adalah cahaya yang Allah kirimkan setiap tahunnya, memberi kita ruang untuk berbenah, kesempatan untuk mendekat, dan waktu untuk benar-benar mengingat. Namun, apakah kita sungguh memahami kehadirannya, ataukah hanya menjalaninya seperti ritual tahunan yang berlalu begitu saja?      Dalam bukunya Purification of the Heart, Hamza Yusuf mengingatkan bahwa hati manusia ibarat cermin—ia bisa berdebu dan kehilangan kejernihannya. Ramadhan hadir sebagai waktu untuk membersihkan cermin itu, agar kita bisa kembali melihat kebenaran dengan jelas. Ia bukan sek...

Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta

  Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta       Berbicara mengenai cinta memang merupakan topik yang cukup berat, terutama bagi para pemuda yang sedang berusaha teguh dalam pendirian untuk menjaga kesucian dirinya.  Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan, antara lelaki dan perempuan. Manusia dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu, menjadi fitrahnya manusia ingin mencintai dan dicintai satu sama lain. Jika kebutuhan mencintai dan dicintai terpenuhi, hatinya menjadi tenteram, damai, dan bahagia.  Pertanyaannya, "Mengapa Allah menanamkan rasa cinta pada diri manusia? Apakah cinta merupakan sumber kebahagiaan? Ataukah justru penyebab berbagai masalah kemanusiaan? Bagaimana mengaktualisasikan "fitrah cinta" manusia dalam rangka mewujudkan ketaatan dan dedikasi sejati kepada Allah SWT dan dalam menjalani kehidupan rumah tangga?"       S ejatinya cinta adalah fitrah manusia sekaligus merupakan anugerah ...

Kau akan Dibuat Jatuh Hati Berkali-kali

Kita bisa menanam, menyiram, dan merawat, tetapi kehidupan—tumbuhnya benih menjadi tanaman yang hijau—adalah hasil dari kuasa Allah. Allah-lah Sang Maha Pencipta, yang mengatur kehidupan dengan sempurna, sementara manusia hanya menjadi perantara kecil dalam rangkaian takdir-Nya. "Maka apakah kamu memperhatikan apa yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya?" (QS. Al-Waqi'ah: 63-64)     Bagaimana mungkin kita tidak dibuat jatuh cinta dengan Allah, sedang jika kita berjalan kepada-Nya, Dia akan berlari menuju kita. Bagaimana mungkin kita tidak berani bermimpi besar, sedang Allah Maha Kaya dan Maha Besar. Bagaimana mungkin kita ragu untuk meminta, sedang Allah Maha Memberi Segalanya. Bagaimana mungkin kesedihan terus ada, sedang Allah selalu bersama kita untuk mengobati segala luka.      Bagaimana mungkin kita meragukan kuasa-Nya, sedang dengan kuasa itu kita bisa hiduo dan dipelihara, alam semesta dan isinya bisa ada dengan pengatur...