Langsung ke konten utama

Cita-Cita Tertinggi Seorang Muslimah

 Cita-Cita Tertinggi Seorang Muslimah

Ternyata tagline menjadi ibunda peradaban Islam adalah hal yang besar. Yang tentu perlu usaha dan effort yang besar pula. Hikmah besar yang kudapat kemarin bahwa sebelum menjadi ibunda peradaban yang akan melahirkan generasi pemimpin peradaban Islam kelak, maka sedini mungkin perlu mempersiapkan diri, melalui misalnya berpola makan sehat, berolahraga teratur, rutin mencharge dan mengupgrade diri baik dari segi fikriyah, jasadiyah dan pun ruhiyahnya.
Layaknya kamu ingin bercita cita menjadi seorang dokter, maka perlu jenjang bahkan sampai bertahun tahun menempuh pendidikan untuk mempersiapkan bekalnya, begitupun ketika cita citamu menjadi ibunda peradaban, karir tertinggi bagi seorang muslimah, yang begitu mulianya cita cita itu. Sebagaimana para shahabiyah dan ummahat terdahulu begitu menjaga dirinya dari apa yang Allah haramkan, dan menjauhkan apa apa yang membuatnya menjadi terlena dengan hal² sia. Pun kamu harus demikian melawan dan menjaga dirimu dengan baik. 
Ditengah dekadensi moral, kemunduran akhlak dan ilmu, zina yang merajalela, kemaksiatan menjadi lumrah dan dikemas seolah olah menjadi hal yang 'baik' sehingga muncullah paradigma berpikir yang mewajarisasi kemaksiatan itu seolah olah membuat pelakunya merasa bahwa hal itu "innocent" untuk dilakukan, dan mirisnya ia menginfluence banyak orang di muka umum untuk menormalisasi perilaku kemaksiatan itu, maka kamu perlu membentengi diri darinya dengan ilmu, semoga Allah jauhkan dari hal hal seperti itu, ya muqollibal qulub tsabbit qulubana 'ala diinik.. Lantas perlu pula ternyata untuk menyuarakan kebaikan ber-amar ma'ruf nahi munkar, bukan?
Oleh sebabnya wahai diri, sesungguhnya ada 3 pilar penting bagi seorang muslimah, dan ini menjadi cita mulia berkarir syurga, yaitu mar'atus shalihah (wanita shalihah), zaujatun khati'ah (istri yang taat), ummul madrasah (madrasah pertama bagi anaknya). Maka jagalah dirimu, agar yang terjaga pun akan Allah dekatkan untukmu, bersama membangun dan mewujudkan visi besar, menjadi para pembangun peradaban Islam.
Mulai sekarang, jaga dirinya ya, kejayaan peradaban Islam itu dimulai dari dirimu, dimulai dari habbits kecilmu, dimulai dari perbaikan dan peningkatan kapasitas dirimu dalam seluruh hal, baik fikriyah, jasadiyah, dan ruhiyahnya wahai ibunda peradaban Islam! Para pemimpin peradaban Islam semoga Allah perkenankan akan lahir melalui rahimmu, akan kau didik dan besarkan dengan pengkaderan terbaik, dengan ilmu manajemen parenting yang tepat, dengan kurikulum berjenjang yang terorganisir dan termonitoring dengan baik, agar nantinya banyak manfaat yang Allah hadirkan melalui ikhtiar panjangmu mewujudkan cita cita mulia mu itu yaa, semangat para ibunda peradaban!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan: Saatnya Kembali Menemukan Diri

Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan ata s kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)      Ramadhan bukan sekadar bulan yang datang dan pergi. Ia adalah cahaya yang Allah kirimkan setiap tahunnya, memberi kita ruang untuk berbenah, kesempatan untuk mendekat, dan waktu untuk benar-benar mengingat. Namun, apakah kita sungguh memahami kehadirannya, ataukah hanya menjalaninya seperti ritual tahunan yang berlalu begitu saja?      Dalam bukunya Purification of the Heart, Hamza Yusuf mengingatkan bahwa hati manusia ibarat cermin—ia bisa berdebu dan kehilangan kejernihannya. Ramadhan hadir sebagai waktu untuk membersihkan cermin itu, agar kita bisa kembali melihat kebenaran dengan jelas. Ia bukan sek...

Kau akan Dibuat Jatuh Hati Berkali-kali

Kita bisa menanam, menyiram, dan merawat, tetapi kehidupan—tumbuhnya benih menjadi tanaman yang hijau—adalah hasil dari kuasa Allah. Allah-lah Sang Maha Pencipta, yang mengatur kehidupan dengan sempurna, sementara manusia hanya menjadi perantara kecil dalam rangkaian takdir-Nya. "Maka apakah kamu memperhatikan apa yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya?" (QS. Al-Waqi'ah: 63-64)     Bagaimana mungkin kita tidak dibuat jatuh cinta dengan Allah, sedang jika kita berjalan kepada-Nya, Dia akan berlari menuju kita. Bagaimana mungkin kita tidak berani bermimpi besar, sedang Allah Maha Kaya dan Maha Besar. Bagaimana mungkin kita ragu untuk meminta, sedang Allah Maha Memberi Segalanya. Bagaimana mungkin kesedihan terus ada, sedang Allah selalu bersama kita untuk mengobati segala luka.      Bagaimana mungkin kita meragukan kuasa-Nya, sedang dengan kuasa itu kita bisa hiduo dan dipelihara, alam semesta dan isinya bisa ada dengan pengatur...

Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta

  Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta       Berbicara mengenai cinta memang merupakan topik yang cukup berat, terutama bagi para pemuda yang sedang berusaha teguh dalam pendirian untuk menjaga kesucian dirinya.  Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan, antara lelaki dan perempuan. Manusia dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu, menjadi fitrahnya manusia ingin mencintai dan dicintai satu sama lain. Jika kebutuhan mencintai dan dicintai terpenuhi, hatinya menjadi tenteram, damai, dan bahagia.  Pertanyaannya, "Mengapa Allah menanamkan rasa cinta pada diri manusia? Apakah cinta merupakan sumber kebahagiaan? Ataukah justru penyebab berbagai masalah kemanusiaan? Bagaimana mengaktualisasikan "fitrah cinta" manusia dalam rangka mewujudkan ketaatan dan dedikasi sejati kepada Allah SWT dan dalam menjalani kehidupan rumah tangga?"       S ejatinya cinta adalah fitrah manusia sekaligus merupakan anugerah ...