Langsung ke konten utama

Postingan

Cita-Cita Tertinggi Seorang Muslimah

 Cita-Cita Tertinggi Seorang Muslimah Ternyata tagline menjadi ibunda peradaban Islam adalah hal yang besar. Yang tentu perlu usaha dan effort yang besar pula. Hikmah besar yang kudapat kemarin bahwa sebelum menjadi ibunda peradaban yang akan melahirkan generasi pemimpin peradaban Islam kelak, maka sedini mungkin perlu mempersiapkan diri, melalui misalnya berpola makan sehat, berolahraga teratur, rutin mencharge dan mengupgrade diri baik dari segi fikriyah, jasadiyah dan pun ruhiyahnya. Layaknya kamu ingin bercita cita menjadi seorang dokter, maka perlu jenjang bahkan sampai bertahun tahun menempuh pendidikan untuk mempersiapkan bekalnya, begitupun ketika cita citamu menjadi ibunda peradaban, karir tertinggi bagi seorang muslimah, yang begitu mulianya cita cita itu. Sebagaimana para shahabiyah dan ummahat terdahulu begitu menjaga dirinya dari apa yang Allah haramkan, dan menjauhkan apa apa yang membuatnya menjadi terlena dengan hal² sia. Pun kamu harus demikian melawan dan menjaga diri
Postingan terbaru

Melangitkan Target Hafalan Qur’an

Melangitkan Target Hafalan Al-Qur’an           Menghafal Al-Qur’an adalah ibadah yang dahsyat, ia merupakan dzikir yang paling agung. Membaca Al-Quran berarti berbincang-bincang dengan Rabb Semesta. Adakah yang bisa mendatangkan ketenangan melebihi ini? Sayangnya, banyak penghafal Al-Quran yang hafalannya justru menjadi sumber kegelisahan. Semakin banyak hafalan, justru semakin stres dan gelisah. Mungkin, kamu salah satunya.            Tulisan ini, semoga menjadi tamparan yang segera mengembalikan kesadaran kita terhadap Al-Quran sebagaimana fungsi aslinya, yaitu sebagai sumber ketenangan. Sebab, jika kita mengaku menghafal Al-Quran, tapi Al-Quran justru menjadi kegelisahan, pasti ada yang salah dalam proses yang kita lakukan. Ini tentang target. Kebanyakan, target kita menghafal Al-Quran adalah selesai 30 juz. Dan, tak banyak yang sadar, target seperti inilah yang berkali-kali telah berhasil menjatuhkan para penghafal Al-Quran. Semangat mereka akhirnya meregang nyawa dan perlahan mati

Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta

  Tetaplah dalam Penjagaan Meskipun Jatuh Cinta       Berbicara mengenai cinta memang merupakan topik yang cukup berat, terutama bagi para pemuda yang sedang berusaha teguh dalam pendirian untuk menjaga kesucian dirinya.  Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan, antara lelaki dan perempuan. Manusia dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu, menjadi fitrahnya manusia ingin mencintai dan dicintai satu sama lain. Jika kebutuhan mencintai dan dicintai terpenuhi, hatinya menjadi tenteram, damai, dan bahagia.  Pertanyaannya, "Mengapa Allah menanamkan rasa cinta pada diri manusia? Apakah cinta merupakan sumber kebahagiaan? Ataukah justru penyebab berbagai masalah kemanusiaan? Bagaimana mengaktualisasikan "fitrah cinta" manusia dalam rangka mewujudkan ketaatan dan dedikasi sejati kepada Allah SWT dan dalam menjalani kehidupan rumah tangga?"       S ejatinya cinta adalah fitrah manusia sekaligus merupakan anugerah dari Allah  Subhanahu wa ta&#

Membangun Peradaban Dengan Perbaikan

 Membangun Peradaban Dengan Perubahan         Berbicara mengenai konsep beragama menurutku mirip dengan konsep ideologi. Bukan hanya ideologi sebagai  Idea  atau  Logos , melainkan juga ideologi sebagai sistem hidup. Itulah kenapa menurutku dalam beragama menjadi baik saja tidak cukup. Mari kita telaah lebih lanjut sebagai umat muslim terlebih sebagai mahasiswa yang berasal dari dua kata yaitu “maha” yang berarti lebih, paling dan “siswa” yang berarti pelajar. Jadi, kata mahasiswa berarti adalah pelajar yang paling tinggi kedudukannya dibanding tingkat pelajar yang lain. Seharusnya kita bisa lebih menyadari bahwa sebagai seorang yang terpelajar mesti juga bisa menjadi orang-orang yang melakukan perubahan terutama di lingkungannya. Tanpa kita sadari sejatinya perubahan tersebut yang pada akhirnya akan membawa manusia pada peradaban.      Pada kesempatan kali ini aku ingin berbagi cerita dengaan kalian mengenai kisahku dan teman-temanku. Kejadian ini bermula di daerah Grogol, Polokarto

Latihan Kepemimpinan BEM UNS

Latihan Kepemimpinan BEM UNS      Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo temen-temen! Berjumpa lagi dengan aku Shinta Rahmasari (atau yang dikenal dengan shinta yang pake h). Ngga kerasa udah lama banget aku nggak ngisi blog ini dengan tulisan ya hehe. Hari ini aku mau cerita pengalamanku ketika mengikuti Latihan Kemepimpinan BEM UNS 2022. Nah Latihan Kepemimpinan ini dilaksanakan tepatnya pada tanggal 21 Mei 2022. Pemateri dalam kegiatan LK ini merupakan orang-orang special yang hebat dan menginspirasi loh! Pengen tau siapa aja? Kenalan yuk!     Pembicara pertama adalah Mas Narendra Rangga, seorang Mapres Utama BEM FK UNS, Penulis, Dokter, sekaligus Founder Bismillah Community. Beliau memberikan materi yang menurutku sangat relate dengan kita di masa sekarang.  Pertama, aku belajar mengenai branding yang bisa mempengaruhi self judgement orang lain terhadap diri kita . Intinya cap jelek dari orang lain terhadap kita itu masih bisa berubah. Kuncinya adalah membuktikan kepada

Budaya Patriarki Yang Masih Kental Dalam Film Yuni

Budaya Patriarki Yang Masih Kental Dalam Film Yuni        Yuni namanya, seorang perempuan yang kerap dijuluki memiliki ‘penyakit ungu’. Mulai dari pakaian, ikat rambut, tas ransel, motor, detergen, semua barang miliknya, jika ada opsi warna ungu, itulah yang akan ia pilih. Terkadang, Yuni mencuri barang teman-temannya. Ia diam-diam mengambil ikat rambut teman sekelasnya yang berwarna ungu, lalu mengincar case handphone temannya yang tergeletak di pojok lantai ruang kelas. Ternyata warna ungu yang menjadi obsesi Yuni jugalah warna yang menyimbolkan gerakan perempuan. Warna ini dipakai peringatan International Women’s Day dan menjadi salah satu simbol solidaritas publik untuk mendorong pemerintah mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual di Indonesia. Ungu juga menyimbolkan ‘keadilan’ dan ‘harga diri’. Lewat Yuni, kita diajak mencari titik-titik kecil kebebasan ketika perempuan-perempuan Indonesia lahir, mencari arah, merekah, dan berserah.       Menurut penda

Bagaimana Percaya Tuhan?

Bagaimana Percaya Tuhan?     Seorang manusia pada dasarnya sejak lahir memiliki sebuah fitrah/pegangan. Dari fitrah tersebut lahirlah kepercayaan. Kemudian timbul sebuah pertanyaan, apa yang kamu percayai? Atau, apa yang menjadi kepercayaan seorang manusia? Atau, Mengapa seorang manusia perlu memiliki sebuah kepercayaan? Jika aku simpulkan dari pokok diskusi kita malam itu, m anusia memang memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Jika ditanya, "Kepercayaan merupakan suatu kebutuhan atau kebenaran?" jawabannya tentu keduanya. Kenapa? karena kepercayaan akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup manusia. Tetapi selain itu dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya. Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat.  Bentuk- bentuk keper